GAYA PENDIDIKAN DI SESPIM LEMDIKLAT POLRI OLEH KASESPIM LEMDIKLAT POLRI IRJEN POL. Prof. Dr. CHRYSHNANDA DL, M.Si.
Tegal Parang, 09/09/2023
Gaya atau style bisa menjadi suatu ciri khas yang menunjukan suatu karakter. Karakter dapat dipahami dari adanya :
1. Integritas;
2. Komitmen;
3. Kompetensi;
4. Keunggulan.
Ke empat point di atas berbasis pada keutamaan untuk menunjukan gaya atau style. Gaya pendidikan di Sespim Lemdiklat Polri untuk tungkat pertama, menengah maupun tinggi menunjukan karakter sebagai pendidikan yang keutamaannya sebagai berikut :
1. Moralitas;
2. Kesadaran, tanggung jawab dan disiplin;
3. Kemanusiaan, keteraturan sosial dan peradaban;
4. Profesional, cerdas, bermoral dan modern;
5. Menjadi ikon kebhinekaan, toleransi, anti korupsi dan anti narkoba.
Keutamaan di atas menunjukan karakter yang ditunjukan adanya :
1. Integritas yang menjabarkan ke lima keutamaan, yang terefleksi dalam proses pembelajaran;
2. Komitmen menjadi suatu wujud patriotisme di dalam lembaga pendidikan;
3. Kompetensi dibangun berbasis pada passion sebagai aparatur negara dalam memberikan pelayanan kepada publik;
4. Keunggulan merupakan hakekat point 1, 2, dan 3 yang berbeda dan memiliki standar lebih di atas rata rata yang kreatif, inovatif dan produktif.
Point point di atas menjadi gaya pembelajaran Sespim Lemdiklat Polri yang memiliki program program unggulan :
1. Leadership literation;
2. Leader branding;
3. Dialog kebangsaan;
4. Media management;
5. Forum :
- Babhinkamtibmas;
- International policing;
- Boarder policing;
- Art policing;
- Cooling system;
- Maritime policing;
- Road safety policing;
- Safety and Security;
- Emergency and Contigency policing;
- Smart policing;
- Smart city.
6. Pengabdian masyarakat dalam konteks social engineering atau rekayasa sosial yang berkaitan dengan kemanusiaan, keteraturan sosial dan peradaban;
7. Leader Expo sebagai puncak proses pembelajaran yang ditunjukan oleh para pembimbing, mentor dan peserta didik sebagai pertanggungjawaban moral selama mengikuti pendidikan.
Pembelajaran secara akademik, olah rasa, olah jiwa, dan olah raga semua dilakukan dalam suatu model dialog peradaban berbasis pada merit system.
-Fya