HARMONI MODEL POLISI DAN PEMOLISIAN BAHAGIA DAN DINAMIS OLEH KASESPIM LEMDIKLAT POLRI IRJEN POL PROF DR. CHRYSHNANDA DWILAKSANA, M.SI.

admin 10 Sep 2024

banner-image

Nglaras dapat dimaknai adanya yang selaras ( harmoni ) di sela-sela kehidupan. Nglaras itu sederhana yaitu ada rasa bahagia walau serba sederhana dan apa adanya. Kita dapat menganalogikan tubuh kita yang harmoni dalam sistem-sistemnya. Ada yang tidak beres sedikit saja rasanya tidak nyaman. Ada sesuatu yang nyelip di gigi rasa tidak nyaman bisa ke mana-mana gangguannya.

Keseimbangan dan harmoni merupakan suatu hidup melalui dialog dan penghormatan kepada Tuhan kepada sesama dan kepada alam lingkungan.

"Tatkala ada kuasa seringkali lupa dan jumawa sehingga kata dan perilaku semena mena. Tuhan, sesama manusia dan alam dieksploitasinya dimanipulasinya.

Lupa tatkala menabur akan menuai. Apa yang ditabur itulah yang dituai. Karma kualat akan meminya pertanggungjawabannya. Manusia jumawa yang lupa dibuatakan kuasa, akan termakan karma. Ditunggu saatnya tiba meraung-raung meminta belas kasihan namun tiada yang lagi suka terus saja akan dibiarkan merana sepanjang masa"

Sespim Lemdiklat Polri dalam membimbing dan menyiapkan para calon pemimpin di masa depan yang mampu menjalankan pemolisiam yang harmoni dan dinamis. Proses transformasinya dalam pembelajaran di Sespim melalui  dialog peradaban.

Pemimpin dapat dianalogikan sebagai dirigen dalam suatu orkestra yang mampu mengharmonikan para pemain musik yang berbeda untuk memainkan alunan lagu dengan nada yang indah.

Pemimpin bukan segala-galanya, namun dari kebijakan pemimpin bisa melakukakan segala-galanya, maka moralitas, pengendalian diri sebagai keutamaannya bagi kemanusiaan, keteraturan sosial dan peradaban menjadi penting bagi pendidikan calon pemimpin.

Sekolah pemimpin sejatinya merupakan sharing of happiness. Pendidikan dengan pendekatan dari hati ke hati sejatinya untuk berbagi dalam kebahagiaan.

Anthony de Mello spiritualis dari India mengatakan, “kebahagian adalah buah sesuatu, bukan sesuatu”.

Rabindranath Tagore mengatakan, “Di dalam mimpi aku mendapatkan bahwa hidup adalah kebahagian. Tatkala aku bangun, aku mendapatkan bahwa hidup itu ternyata kewajiban. Dan tatkala aku memenuhi kewajiban aku menemukan kebahagiaan”.

Ki Ageng Suryomentaram spiritualis atau bisa dikatakan filsuf yangi mencari dan menemukan "begja" atau hidup bahagia. Bahagia menurut Ki Ageng Suryomentaram sejatinya adalah hal yang sederhana dan mudah diimplementasikan. Bahagia itu sederhana dan dalam kesederhanaan ada kebahagiaan.

Pemimpin dalam kepemimpinannya salah satunya mampu melihat potensi-potensi kebahagiaan di dalam institusi yang dipimpinnya maupun dalam masyarakat yang pdilayaninya.

Sekalipun dalam kondisi serba terbatas dan sederhana namun tatkala hati dan jiwa bahagia di situ ada energi positif.

Sekolah bagi para calon pemimpin merupakan sekolah moralitas, pengendalian diri untuk mampu menemukan kebahagiaan sejatinya. Mulai dari religi, seni, tradisi, hobi, komuniti bahkan teknologi dsb.

Bahagia dimulai dari diri sendiri yang mampu melihat sisi kebaikan dan mensyukurinya.

 

-Fya